Monday, November 7, 2011

Clinical Pathway: Integrasi Pendokumentasian Berbagai Disiplin Ilmu Kesehatan di Rumah Sakit

Oleh: Hendra Firmansyah, Pelayanan Jantung Terpadu RSCM, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Abstrak

Clinical pathway merupakan metode dokumentasi klinis yang merefleksikan standar praktik dan pelayanan klinis baik dokter, perawat dan tim kesehatan lainnya. Artikel ini membahas mengenai pengertian clinical pathway, komponen clinical pathway, tujuan dan manfaat dari clinical pathway. Sumber kepustakaan yang digunakan adalah materi pelatihan clinical pathway oleh Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan UGM (2006), jurnal mengenai clinical pathway oleh Feuth dan Claes (2007) dan buku dokumentasi keperawatan karangan T.M. Marelli (2000). Clinical pathway merupakan pedoman kolaboratif untuk merawat pasien yang berfokus pada diagnosis, masalah klinis dan tahapan pelayanan. Keuntungannya adalah setiap intervensi yang diberikan dan perkembangan pasien tercatat secara sistematik berdasarkan kriteria waktu yang ditetapkan dan diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan serta menurunkan biaya rumah sakit.

kata kunci: clinical pathway, standar asuhan, mutu pelayanan

Latar Belakang

Djasri (2006) menyatakan bahwa permasalahan penyelenggara pelayanan kesehatan saat ini meliputi: tuntutan pelayanan yang bermutu, tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bebas dari kesalahan medik, malpraktik, dan terhindar dari bahaya, tuntutan patient safety, masih tingginya angka infeksi, timbulnya penyakit degeneratif dan penyakit-penyakit baru, serta biaya yang tinggi dalam pelayanan kesehatan. Penerapan clinical pathway dapat menjadi salah satu alternatif untuk menjawab penyebab permasalahan tersebut dan memenuhi tuntutan akan pelayanan yang bermutu, efisien dengan biaya yang terkendali. Tujuan penulisan adalah untuk mengenal dan memahami tujuan, manfaat, dan konsep clinical pathway dalam pelayanan di rumah sakit.

Pengertian

Clinical pathway merupakan pedoman kolaboratif untuk merawat pasien yang berfokus pada diagnosis, masalah klinis dan tahapan pelayanan. Clinical pathway menggabungkan standar asuhan setiap tenaga kesehatan secara sistematik. Tindakan yang diberikan diseragamkan dalam suatu standar asuhan, namun tetap memperhatikan aspek individu dari pasien (Marelli, 2000).

Komponen Clinical Pathway

Empat komponen utama clinical pathway meliputi: kerangka waktu, kategori asuhan, kriteria hasil dan pencatatan varian (Hill, 1998 dalam Feuth & Claes, 2007). Kerangka waktu menggambarkan tahapan berdasarkan pada hari perawatan (misalnya hari 1, hari 2) atau berdasarkan tahapan pelayanan misalnya fase pre operasi, intra operasi dan pasca operasi. Kategori asuhan berisi aktivitas yang menggambarkan asuhan seluruh tim kesehatan yang diberikan kepada pasien. Aktivitas dikelompokkan berdasarkan jenis tindakan (misal: tindakan, pengobatan, pemeriksaan lab, nutrisi, aktivitas) pada jangka waktu tertentu. Kriteria hasil memuat hasil yang diharapkan dari standar asuhan yang diberikan, meliputi kriteria jangka panjang (menggambarkan kriteria hasil dari keseluruhan asuhan) dan jangka pendek (menggambarkan kriteria hasil pada setiap tahapan pelayanan pada jangka waktu tertentu). Lembaran varian mencatat dan menganalisis deviasi dari standar yang ditetapkan dalam clinical pathway. Kondisi pasien yang tidak sesuai dengan standar asuhan atau standar yang tidak bisa dilakukan dicatat dalam lembar varian.

Tujuan Clinical Pathway

Tujuan dari penerapan clinical pathway adalah menjamin tidak ada aspek-aspek penting dari pelayanan yang dilupakan. Clinical pathway memastikan semua intervensi dilakukan secara tepat waktu dengan mendorong staf klinik untuk bersikap pro-aktif dalam perencanaan pelayanan. Clinical pathway diharapkan dapat mengurangi biaya dengan menurunkan length of stay, dan tetap memelihara mutu pelayanan (Djasri, 2006).

Kesimpulan

Clinical pathway merupakan pedoman kolaboratif untuk merawat pasien yang berfokus pada diagnosis, masalah klinis dan tahapan pelayanan. Keuntungannya adalah setiap intervensi yang diberikan dan perkembangan pasien tercatat secara sistematik berdasarkan kriteria waktu yang ditetapkan, dan iharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan serta menurunkan biaya rumah sakit. Hal ini menegaskan bahwa clinical pathway dapat menjadi alternatif pendokumentasian di rumah sakit.

Kepustakaan

Djasri, H. (2006). Konsep dasar dan manfaat clinical pathway. Pelatihan clinical pathway untuk rumah sakit. Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan UGM, Jakarta, Indonesia

Feuth, S & Claes, L.. (2007). Introducing clinical pathways as a strategy for improving care. Diambil pada 14 Nopember 2008 dari http://www.bmj.com/cgi/content/full/316/7125/133

Marelli, T.M. (2000). Nursing documentation book. (3rd ed). St. Louis:Mosby Inc.

No comments:

Post a Comment