
Laporan Wartawan Serambi Indonesia
TRIBUNNEWS.COM, KUALA SIMPANG – Pasien Jamkesmas dan JKA yang akan melakukan operasi di RSUD Aceh Tamiang diduga dimintai sejumlah uang oleh oknum dokter RSUD setempat.
Seorang pasien yang ingin melakukan operasi, Hananan (35), warga Desa Tanjung Lipat, Kecamatan Bendahara kepada Serambi, Jumat (29/7/2011) mengatakan, untuk melakukan operasi penyakit di payu daranya, ia diminta menyediakan uang Rp 700 ribu dengan alasan untuk mengecek penyakit setelah operasi dilakukan.
“Kalau tidak ada uang, oknum dokter tersebut enggan melakukan operasi,” ujarnya.
Suami Hananan, Mujiburrahman (42) ketika diminta menyediakan uang, mengaku heran kenapa harus uang di depan, padahal keluarga ini sudah memiliki asuransi jamkesmas/JKA, semua biaya sudah ditangung pemerintah.
"Kenapa oknum dokter tersebut minta uang di depan, dengan alasan pemeriksaan penyakit. Kalau doker ingin meminta uang seharusnya mengutamakan dulu penanganan pasien."
Dan jika operasi selesai makan hasil dari operasi tersebut diberitahu kepada keluarga pasien apakah diperiksa di labaratorium kembali atau ditanam.
“Kalau keluarga pasien ingin tahu penyakitnya tinggal oknum dokter arahkan saja, apakah membawa sendiri ke labarotarium atau melalui dokter tersebut, jangan uang duluan baru operasi pasien” ujarnya kesal.
Mengetahui ada indikasi pungli, Mujib memberitahu Direktur RSUD Tamiang, dr Zuheni MKes.
Zuheni menyatakan, pihaknya sudah mengingatkan agar dokter di RSUD Tamiang dilarang meminta uang kepada pasien.
“Saya pening pikirkan masalah seperti ini, sudah berkali-kali saya ingatkan agar jangan minta uang, tapi masih ada juga yang minta,” sebut Mujib mengutip pernyataan Zuheni.
Direktur RSUD Tamiang ini juga mengimbau kepada pasien JKA/Jamkesmas di RSUD Tamiang apabila ada dokter yang meminta biaya operasi agar meminta kwitansi sebagai bukti agar dapat diambil tindakan.
Namun setelah desas desus tersebut mencuat, oknum dokter tersebut mendatangi pasien. Oknum dokter itu mulai melunak. “Kalau ibu (Hananan) ngak ada uang, beritahu saya” ujar Mujib mengutip pernyataan sang dokter.
No comments:
Post a Comment